Senin, 30 Agustus 2010

Terjebak Macet di Jalan Lingkar ...

SEBUAH lubang berukuran sepanjang delapan meter dengan kedalaman satu meter mengubur sebuah truk warna hijau bermuatan batubara di Jalan Lingkar Selatan, Kota Jambi. Akibatnya ratusan truk yang bermuatan Batubara, CPO dan Sembako harus antre hingga berhari-hari. Sejumlah truk terbenam dan terguling bahkan akibat capai menunggu bisa keluar dari jebakan kemacetan banyak supir yang sakit, bahkan ada yang meninggal dunia.
Pantauan Media Jambi, Sabtu (21/8) hampir seluruh ruas jalan lingkar mulai dari jalan Lingkar Barat Simpang Rimbo, Lingkar Selatan hingga Lingkar Timur rusak parah. Di ruas jalan ini lubang menganga dengan kedalaman mencapai satu meter, sehingga jalan ini sulit untuk dilewati.
Andil Sinaga (42), sopir truk pengangkut batu bara dari Kabupaten Bungo, terlihat terkantuk-kantuk. Dia mengaku telah tiga hari menginap di jalur ini. Dia mengeluhkan mengapa jalan lingkar yang rusak sejak setahun lalu hingga kini tak kunjung diperbaiki. “Kalau seperti ini, kami sudah pasti nombok. Rasanya capek sekali, tidak bisa keluar dari sini. Biasanya dari Bungo sampai ke Pelabuhan Talang Duku hanya butuh waktu enam jam, namun kini sudah tiga hari belum sampai juga,” ujar pria yang telah dua malam tidur di dalam truk.
Akibat rusaknya ruas jalan ini membuat, seorang rekannya meninggal sakit. Mungkin akibat kelelahan dan masuk angin. Namun dia tidak mengetahui persis nama sopir yang meninggal tersebut. “Saya dapat informasi ada sopir yang meninggal ketika antrean pada hari Kamis (19/8) lalu, namun dia meninggal setelah dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Puluhan truk yang belum terjebak macet terpaksa memarkir kendaraan mereka di sepanjang jalan lingkar, sambil menunggu akses jalan kembali terbuka. Sedangkan kendaraan lain yang mengetahui tertutupnya akses di jalur ini ada yang berbalik arah dan mencari jalur lain. Bahkan sebagian truk yang bermuatan sembako harus membongkar muatannya dan mengalihkan ke mobil pick-up. “Artinya pemilik barang harus menambah ongkos angkut,” ujarnya lagi.
Hancurnya ruas jalan ini membuat para sopir truk menanam pohon pisang dan singkong di tengah jalan, sebagai bentuk kekesalan atas kondisi jalan yang hancur beberapa hari lalu. Bahkan mereka mengancam jika tidak diperbaiki akan demo ke Kantor Gubernur dan meminta akses jalan ini secepatnya diperbaiki. “Jika tidak ada solusi maka kami akan demo. Sebab jalur ini merupakan satu-satunya jalan menuju ke Pelabuhan Talang Duku. Untung barang yang kami bawa tidak mudah rusak,” ujar Saidi (39) sopir truk angkutan Crude Palm Oil (CPO) dari Tebo.
Untuk bisa melewati lubang yang cukup dalam para sopir harus tolong menolong dengan yang lain. Sebab kalau tidak kendaraan akan terjebak ke dalam lubang dan tidak bisa bergerak. “Salah-salah kendaraan bisa terguling dan muatan yang ada tumpah dijalan,” lanjutnya.
Mulyadi (33) warga RT 02 Kelurahan Lingkar Selatan, mengatakan rusaknya ruas jalan ini diakibatkan banyaknya kendaraan yang melebihi tonese yang melintas. Kerusakan ruas jalan ini berlangsung cukup lama. Namun aparat terkesan membiarkan dan seolah tutup mata. Sebab ruas jalan ini sejak dibangun hingga saat ini belum pernah diperbaiki. “Kalaupun ada perbaikan hanya menimbun dengan pasir atau tanah liat, dan ketika hujan datang timbunan tadi hanyut dan aspalnya mengelupas,” ujar atlet Angkat Berat Jambi ini.
Dijalur ini kata dia hampir setiap hari ada kendaraan yang terguling karena kedalaman lubang ada yang mencapai satu meter. Bahkan katanya tak jarang pengendara sepeda motor yang nyusep masuk lubang ketika berjalan diwaktu malam.
Dinas Pekerjaan Umum telah menimbun jalan ini dengan tanah. Namun hujan lebat yang turun hampir setiap hari dalam sepekan terakhir mengakibatkan jalan semakin licin dan hancur kembali.(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar