Senin, 30 Agustus 2010

Anggota DPRD Kota “Kuliti” Walikota Jambi

MEDIA JAMBI – Kinerja Walikota Jambi, Bambang Priyanto di mata anggota DPRD Kota Jambi, sangat lemah. Dalam Hearing membahas Nota Anggaran APBD Perubahan Kota Jambi tahun 2010 di DPRD Kota Jambi, Kamis (19/8), Bambang “dikuliti”, karena banyaknya temuan dan kinerja stafnya yang asal bapak senang (ABS).
Badan Pemeriksa Keuangan RI menemukan banyak masalah pada laporan keuangan Pemkot Jambi dua tahun terakhir kepemimpinan Bambang. Tahun Anggaran (TA) 2008 menurut Kepala Inspektorat Kota Jambi, Zulkifli Yus, dari sisi aspek kepatuhan hukum ada tujuh temuan. Dari aspek sistem pengendalian internal ada 15 temuan. Sementara Tahun 2009, ada 8 temuan atas laporan keuangan pemkot sedangkan sistem pengendalian internal lima.
“Hasil temuan BPK RI hingga 2009. Banyak sekali yang belum ditiindak-lanjuti SKPD,” terang Zulkifli Yus yang merincikan satu persatu temuan. Termasuk temuan BPK soal dana retribusi pelayanan kesehatan puskesmas dan puskesmas pembantu senilai Rp 1,4 M yang telat disetorkan Dinas Kesehatan Kota Jambi, juga dipertanyakan anggota Pansus Nota Perhitungan DPRD Kota Jambi, Zulkifli Somad. “Harusnya Mei lalu dana retribusi kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas pembantu sudah disetorkan, kenyataannya telat. Lebih baik dihapuskan saja. Jadi jelas kesehatan gratisnya,” kata Zul Somad.
Sebelumnya, Anti Yoseva dari PKS mengatakan sepertinya eksekutif “alergi” bermitra dengan dewan. Boleh dikatakan, Kepala Dinas jarang sekali mengundang dewan untuk menyelesaikan persoalan pembangunan yang lambat diselesaikan. Diantaranya, persoalan makin merosotnya Pendapatan Asli Daerah dan belum beroperasinya pelayanan satu atap.
Rekannya, Zayadi pun mengungkapkan kebobrokan lainnya. Alasan Dinas Sosial bahwa tidak terlaksananya program bedah rumah Tahun 2009 karena waktu mepet, salah besar. “Apa Walikota tidak tau. Mereka itu pengennya program bedah rumah itu ditenderkan tapi kan tidak bisa. Jadi laporan yang mereka sampaikan ABS saja,” ungkap Zayadi yang membuat Walikota tak dapat berbicara banyak.
Zayadi dan Fuad Safari juga menyoroti banyaknya jalan yang rusak di Kota, mulai dari jalan utama hingga jalan lingkungan. Penanganannya hingga kini belum optimal. Bahkan bertambah parah. Selain itu, menuding pemerintah tidak professional merancang masterplan pembangunan. Sehingga bangunan ruko dimana-mana dan drainase pun tak jelas. Akibatnya, banjir dimana-mana bila diguyur hujan.
Bahkan Edy Syam dari Fraksi PAN, sempat menohok Walikota dengan mengeluarkan kata-kata melakukan kebohongan publik terkait data raskin dan Jamkesmas keliru plus inventarisasi data kendaraan dinas di lingkungan Pemkot. “Kita tidak ingin walikota melakukan kebohongan Publik,” kata Edy.
Sementara Wakil Ketua DPRD, Maesita Arifien menyebutkan bahwa Pemkot terkesan tidak fokus. Soalnya, dari visi misi Jambi Bernas tidak satupun yang berjalan. Titik berat pembangunan tidak terlihat. Program pendidikan dan kesehatan masih bermasalah. Masih tingginya angka kemiskinan, pengangguran, karut marutnya tata ruang dan perizinan. Masih banyak lagi.
Sedangkan Abdu Somad mengungkapkan adanya pungutan liar di SMP 3 Kota Jambi. Parahnya lagi, kata dia, pungutan yang diminta pihak sekolah bukan untuk belanja barang. Dan itu juga terjadi ditempat lain. Termasuk juga kasus Penerimaan Siswa Baru (PSB). “Apakah Kadis Diknas Sudah lapor hal itu ke Walikota,” kata Abdu Somad.
Ketidak–yakinan dewan terhadap kinerja pemerintah juga dinyatakan Ridwan Wahab.
“Tidak yakin program Walikota bisa berjalan. Soalnya dua tahun ini sibuk pembenahan-pembenahan saja. Dengan sisa 3 tahun lagi, mana mungkin Bernas terealisasi,” kata Ridwan.(gtt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar