Selasa, 17 Agustus 2010

OP Sembako Harus Lebih Murah

MEDIA JAMBI – Masyarakat berharap Operasi Pasar (OP) sembilan bahan pokok (sembako) yang akan di gelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, mulai 5 Agustus hingga 30 Agustus mendatang, benar-benar di bawah harga pasar. Karena, saat ini, daya beli masyarakat sudah menurun, sementara harga bahan kebutuhan pokok terus meningkat.
“Kita berharap harga barang yang dijual saat OP benar-benar dibawah harga pasar, jangan sama dengan harga di pasar. Kalau tidak, percuma saja,” ungkap Hadi Idrus (55) warga Sejenjang Kota Jambi kepada Media Jambi, Minggu (15/8). Selain itu katanya, kerap terjadi, saat OP, persediaan sangat terbatas, sehingga ketika akan membeli produk tertentu sudah habis. “Sebaiknya pembelian dibatasi, karena sering terjadi, waktu mau membeli gula, sudah habis,” katanya kesal. Dia sangat berharap OP dapat dirasakan manfafatnya oleh masyarakat, terutama mereka yang tidak mampu. “OP juga jangan sampai hanya dinikmati oleh PNS saja, atau panitia,” katanya mengkritisi.
Disperindag akan melakukan OP secara bergiliran di delapan kabupaten dan kota Jambi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Hasan Basri mengatakan OP pertama di gelar di Tanjab Timur dari tanggal 5 – 15 Agustus 2010 berkeliling di 13 kecamatan. Disusul, Sungaipenuh (7/8), Kota Jambi 5 - 20 Agustus di kecamatan dan di gedung BKOW Jambi 25-28 Agustus. Batanghari (15-20/8) di 13 kecamatan, Sarolangun (16-20/8), Bungo (20-25/8) di 17 kecamatan, Muaro Jambi (21-30/8) di 10 kecamatan, Tanjab Barat (21-27/8) di 13 kecamatan dan Merangin di minggu II dan III Agustus. Sementara Kabupaten Kerinci belum ada kepastian jadwalnya.
Jenis barang yang dijual berupa bahan pokok untuk keperluan bulan puasa dan lebaran. Hasan Basri memastikan harga jual lebih murah 10 hingga 30 persen dari harga pasar. Namun nilainya, tergantung dari dana yang tersedia di APBD kabupaten/kota untuk subsidi. “Jenis barang yang dijual meliputi bahan pokok untuk keperluan bulan puasa dan lebaran, harga 10 hingga 30 persen dibawah harga pasar yang disesuaikan dengan kemampuan APBD daerah,” kata Hasan tanpa merinci bahan dimaksud.
Lanjut dia, melalui Pasar Murah dan OP Pasar yang dilakukan tersebut diharapkan masyarakat berpenghasilan rendah dan di pemukiman dapat membeli barang dengan harga lebih murah dari harga pasar, dan pada akhirnya dapat mengurangi tekanan pasar.
Langkah antisipatif lainnya yang dilakukan Disperindag diantaranya melakukan pemantauan stock ke gudang distributor/Grosir yang memasok barang dari luar Provinsi.
Kemudian memantau harga eceran di pasar tradisional dan pasar modern. Selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas terkait setempat untuk kelancaran distribusi & ketersediaan barang serta perkembangan harga eceran di daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock bahan kebutuhan masyarakat.(gtt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar