Rabu, 04 Agustus 2010

Akibat Pembangunan Tak Ramah Lingkungan

MEDIA JAMBI – Warga sejumlah daerah di Kota Jambi berang dan kesal, karena menjadi korban banjir dadakan, Jumat (30/7) lalu. Mereka menuding, meluapnya air sungai akibat kesalahan pemerintah kota (Pemkot) dalam mebuat rencana tata ruang. Pasalnya, daerah resapan air semakin tergerus akibat pembangunan ruko dan komplek perumahan di sepanjang aliran sungai. Bahkan, pembangunan water boom di komplek ruko Abadi pun dipersalahkan.

Mantan Anggota DPR RI dari Golkar, Ismail Tadjudin dan warga korban banjir mengaku sangat kesal. “Ini sudah tidak benar lagi. Drainase sempit, resapan air berkurang. Pemerintah harus bertanggung jawab,” kata Ismail kepada Media Jambi saat peristiwa banjir itu terjadi, Jum’at (30/7) sore
Ismail yang hanya menggunakan kaos singlet putih dan kain sarung bersama isterinya bergegas keluar rumah dan menyaksikan air sudah menggenang didepan rumahnya, di Lorong Nusantara RT 19 Kelurahan Payo Lebar Kecamatan Jelutung. Kedalaman air hingga setinggi pinggul orang dewasa. Meskipun air tak sampai masuk ke rumahnya, namun ia merasa prihatin.
“Rumah saya lebih tinggi dari yang lain. Tapi kasihan kan warga, rumah mereka tenggelam. Ini harus menjadi perhatian serius Pemkot,” katanya lagi dengan nada tinggi.
Keluhan serupa disampaikan Dasuki. Menurutnya, drainase yang dibangun tidak begitu besar dan berada diantara rumah warga. Selain itu, banyaknya ruko yang dibangun di area bantaran sungai semakin mempersempit ruang resapan air. Bahkan tak sedikit pula rumah dibangun diarea itu.
“Drainasenya kecil dan berada diantara rumah warga. Sementara banyak ruko yang baru dibangun disini. Diseberang sana (Lebak Bandung) juga dibangun perumahan. Di Pasar, ada water bom yang membuat berkurangnya daerah resapan air,” keluh Dasuki.
Kata Dasuki lagi, dulunya, Pemkot sering kali melakukan pembersihan dibantaran sungai. Namun akhir-akhir ini kegiatan itu tak lagi dilakukan. “Jangan saat kampanye dan baru dilantik saja daerah ini diperhatikan,” tutur pria itu nada kecewa.
Mantan Kadispenda Kota Jambi, Sabaruddin pun menyatakan hal yang sama. Pria yang kediamannya hanya berjarak belasan meter dari lokasi kejadian itu mengatakan kecilnya drainase dan terjadinya penyempitan akibat sampah menjadi faktor utama penyebab banjir. Masyarakat diyakini tau soal itu. Ditambah lagi banyaknya bangunan baru yang berdiri didaerah itu makin menambah potensi banjir. “Saya sering ingatkan warga untuk waspada karena daerah ini potensi banjir,” kata Sabarudin.
Anggota DPRD Kota dari komisi C, Beni Lestio sangat menyayangkan peristiwa itu terjadi. Ini membuktikan perencanaan tata ruang asal-asalan. Ruko dan perumahan dibangun tak ramah lingkungan. “Harusnya izin diikuti dengan pengawasan. Ini membuktikan rencana tata ruang  tak ramah lingkungan. Kini yang menjadi korban masyarakat,” kata Beni .
Pemkot Jambi harus segera melakukan upaya preventif pasca banjir. Apalagi rumah warga yang menjadi korban tidak sedikit. Selain kerugian materil, kemungkinan terbesar akan terserang penyakit. “Saat ini langkah preventif harus segera dilakukan Pemkot. Itu tak bias ditawar-tawar,” tegasnya.
Walikota Jambi, Bambang Priyanto melalui Kabag Humas setda Kota Jambi, M Subhi, membenarkan bahwa peristiwa itu dipicu pembangunan yang tak ramah lingkungan dan drainase yang buruk. Hal itu saat ini tengah dikaji secara impresif oleh Dinas PU Kota Jambi. Selain itu, pihaknya melakukan upaya preventif terhadap korban lewat Disosnakertrans (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Jambi.
Walikota mengintruksikan untuk segera menginventarisi korban dan kerugian yang dialami. Untuk sementara data korban dan jumlah kerugian belum diketahui secara pasti. Namun Pemkot langsung menyerahkan bantuan berupa mie, biscuit, selimut dan pakaian kepada korban.
“Saat itu juga Walikota perintahkan  Dinas PU untuk mengkaji hal ini. Disosnakertrasn diminta segera menginventarisi korban dan kerugian. Laporan resminya belum masuk. Saat ini yang terpenting memberikan bantuan pangan dan sandang bagi korban,” terang Subhi.(gtt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar