Minggu, 17 Oktober 2010

Tingkat Sebaran Kusta Menurun

MEDIAJAMBI—Tingkat sebaran (prevelensi) penderita kusta di Provinsi Jambi terus mengalami penurunan. Dari sebelumnya 0,305 per 10.000 penderita pada tahun 2008 menjadi 0,262 per 10.000 penderita pada tahun 2009. Hanya saja, proses rehabilitasi penderita dan mantan penderita penting terus dilakukan. Agar penderitam emperoleh hak dan kesempatan yang sama untuk hidup dalam lingkungan sosial.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Azwar Djauhari mengatakan, bilatidak dideteksi dan diobati dini, penyakit ini akan berakibat cacat. Jika demikian, penderita dijauhi, dikucilkan dan diabaikan sehingga sulit mendapat pekerjaan.

“Rehabilitasinya harus dilakukan secara konfrehensif, meliputi fisik, sosial dan ekonomi,” kata Azwar, Rabu (13/10) lalu. Misi pada program pengendalian penyakit ini, adalah menyembuhkan dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

“Kualitas hidup seseorang tidak hanya diukur dari aspek kesehatannya saja. Akan tetapi juga dari aspek-aspek lain seperti sosial, ekonomi, emosional dan hak azasi. Sehingga perlu bermitra dengan sektor terkait,” katanya.

Program pengendalian kusta di Provinsi Jambi telah berhasil mengobati dan menyembuhkan penderita dengan Multi-Drug Therapy (MDT) pada dua tahun terakhir.
Penurunan angka prevalensi penyakit kusta tersebut adalah 0,305 per 10.000 penderita pada tahun 2008 menjadi 0,262 per 10.000 penderita pada tahun 2009.

Namun beban akibat kecacatannya masih ada, cacat tingkat dua, seperti mata tidak bisa menutup karena syarafnya terganggu, jari tangan atau kaki bengkok (kiting), luka pada telapak tangan dan kaki akibat mati rasa.

Azwar menambahkan, jika dilihat besarnya beban akibat kecacatan kusta, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan target Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden Due to Leprosy 2011-2015, yakni menurunkan 35 persen angka cacat tingkat dua pada tahun 2015 dari tahun 2010.

Satu lagi penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit yang terabaikan (Neglected Tropical Disease), adalah Frambusia, Filariasis dan kecacingan. Saat ini, masih ditemukan kasus Frambusia di Provinsi Jambi. Meskipun secara nasional angka prevelensinya sangat rendah, namun ditemukannya kasus menunjukkan penularannya masih terus berlangsung.

Secara nasional ditetapkan tahun 2013, sebagai tahun tercapainya target Eradikasi Frambusia, termasuk di provinsi Jambi,” katanya. Selain Frambusia, penyakit lain yang termasuk dalam kelompok penyakit yang terabaikan yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Filariasis (kaki gajah) dan kecacingan. (jun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar