Senin, 19 Juli 2010

Partai “Keder” Calonkan Kader

MEDIA JAMBI  - Banyak Partai Politik (Parpol) di Jambi mulai tak “pede” mengusung kadernya sendiri untuk maju sebagai kepala daerah. Calon bupati yang bakal maju di sejumlah daerah kebanyakan berasal dari luar partai. Faktor popularitas dan kepentingan koalisi dijadikan alasan pembenaran, membuktikan kalau partai tak mampu melahirkan calon pemimpin daerah masa depan.

Menghadapi Pemilihan Bupati (pilbub) di sejumlah daerah yang bakal digelar penghujung tahun 2010 dan 2011, bakal calon kebanyakan datang dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), akademisi dan pengusaha yang notabene bukan kader partai. Khususnya lima partai besar di Jambi. Diantaranya, Demokrat, PAN, Golkar, PDIP dam Hanura.

Dari kalangan PNS, diantaranya Hasvia dan Ambiar Usman calon bupati Kota Sungaipenuh, Mukti Zakaria (Muaro Jambi), Ardian Faisal (Batanghari) dan Amir Syakib (Tanjab Barat). Dari Akademisi Syafrial mantan Bupati Tanjabar yang juga dosen Universitas Jambi (Tanjab Barat) sementara dari pengusaha Abdul Fattah (Batanghari) dan Usman Ermulan (Tanjab Barat).

Menjelang Pilwako Sungaipenuh, Ketua DPC PAN setempat, Yos Adrino harus merelakan kesempatan mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di kota itu lantaran PAN condong mengusung Hasvia sebagai calon walikota. Sementara Golkar setempat belum memastikan mengusung kadernya. Ada kemungkinan Ambiar Usman yang bakal maju dari partai beringin itu.

Dilain tempat, Hanura dipastikan mengusung Ketua DPRD Kabupaten Batanghari yang juga mantan ketua DPD Partai Golkar Batanghari yang kini masih sebagai kader Golkar, Abdul Fattah. Kepastian dukungan itu langsung datang dari DPP Hanura yang disampaikan langsung oleh Gusti Randa di Sekretariat Hanura setempat belum lama ini. Selain Hanura, ia juga bakal diusung Demokrat, PKPB dan sejumlah partai gurem lainnya.

Sementara calon kandidat lawan, Ardian Faisal terbuka peluang menggunakan perahu PDIP dan PAN. Padahal ia bukan kader dari kedua partai itu. Sedangkan Syahirsyah sudah dipastikan bakal maju lewat perahu Golkar.

Sementara di Tanjab Barat, meskipun bukan kader PDIP, besar kemungkinan Syafrial diusung partai banteng moncong putih tersebut. Sementara Golkar diperkirakan bakal menjagokan Amir Syakib dengan catatan menggandeng figur internal partai itu pada Pilbub mendatang. Sedangkan Usman Ermulan yang merupakan ketua PDK Provinsi Jambi diperkirakan maju lewat perahu PAN.
Menanggapi fenomena itu, pengamat politik dan pemerintahan Jambi, A. Zarkasi, SH, MH mengatakan kebanyakan parpol di Jambi asal “comot” kandidat yang penting bermodalkan uang dan sedikit popularitas. Soal hasil, belakangan. “Kita ini kan kebanyakan aneh-aneh, kebiasaan nembak diatas kuda dan main comot saja,” kata Zarkasih dengan nada kritis.
Kata dia lagi, majunya calon kepala daerah bukan dari internal partai pengusung menunjukan sikap inkonsistensi sistem parpol. “Kaderisasi tidak jalan, tidak taat ideologi, dan ini menunjukan partai tak mampu melahirkan kader potensial,” kata Zarkasi kepada Media Jambi, Kamis (15/7) sore.
Parpol didirikan dengan tujuan politik yakni merebut kekuasaan. Guna mencapai tujuan tersebut tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan satu ideologi perjuangan yang sama serta didukung masyarakat. Maka dari itu parpol membangun suatu sistem pengkaderan guna membidani lahirnya kader-kader berkualitas dan layak jual. Kader inilah nantinya memberi warna tersendiri atas peran partai tersebut didalam pemerintahan.
“Jadi, bila yang dicalonkan bukan kader sendiri, itu namanya keluar jalur, ,” tandas dosen fakultas Hukum Unja itu.
Hasil Survey
Kamis, (15/7), DPP Hanura secara tegas menyatakan mendukung kepada Abdul Fattah sebagai calon Bupati Batanghari. Dukungan itu langsung disampaikan pengurus pusat, Gusti Randa kepada kader Golkar itu di Sekretariat DPC Hanura Batanghari. Kepada media dia mengatakan, dukungan itu sudah melalui mekanisme partai.
“Dari bawah menghendaki demikian dan popularitasnya jauh dibandingkan dengan yang lain,” kata Gusti Randa.
Sementara Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi, Zoerman Manap mengatakan untuk menjadi calon kepala daerah yang bakal diusung partainya harus melalui tahapan survey terlebih dahulu. Bagi kandidat yang memiliki elaktabilitas tinggilah yang bakal didukung. Selain itu, kandidat merupakan kader partai plus kriteria lain yang dinilai penting. Hal itu sesuai dengan mekanisme partai.
“Diutamakan kader dan mereka harus melalui tahapan survey terlebih dahulu,” ungkap Zoerman.
Dicontohkannya, meskipun Syahirsyah dan Abudullah Fattah memiliki elaktabilitas berimbang, pihaknya bakal condong mengusung Syahirsyah lantaran Bupati Batanghari itu merupakan kader murni yang berposisi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Batanghari dan loyal terhadap partai dan hal tersebut terlihat kala pelaksanaan Pilgub lalu.
Sementara Sekretaris Penjaringan Cabub dari DPW PAN Provinsi Jambi, M. Khusaini tidak menampik bahwa partainya mendukung calon diluar internal partai. Selain faktor elektabilitas, kepentingan koalisi juga menjadi pertimbangan partainya karena tidak semua daerah, PAN bisa mengusung calon sendiri.
“Elektabilitas dan kepentingan koalisi menjadi faktor penting mendukung calon,” ungkap Khusaini. Ditambahkannya, untuk 4 daerah, PAN sudah dipastikan mempunyai jagoan. Diantaranya Hasvia (Kerinci), Ardian Faisal (Batanghari), Usman Ermulan (Tanjab Barat) dan Zumi Zola (Tanjab Timur). (tot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar